Bulan ini saya mengikuti pre Training Teacher 30 hour yang
dibawakan oleh guru yoga dari Makassar dengan seabrek pengalaman beliau dalam dunia
yoga dimana beliau juga yg sangat concern dengan Woman and Cancer. Empat hari
mengikuti Training tersebut banyak ilmu yang didapat ditambah dengan practice
yoga selama 23 bulan membuat saya semakin memahami esensi dari yoga itu
sendiri. Bahwa ada yang jauh lebih penting dari sekedar pose atau asana yang hanya
terlihat dengan mata. Yoga merupakan olahraga kedua setelah sepak bola yang
paaaaaling banyak terjadi cidera, that’s why yang namanya postur yang tepat dan
benar (aligment) amat sangat penting untuk diperhatikan, dipahami dan
dipraktekkan saat melakukan gerakan yoga apapun. Postur tubuh yang benar dengan
pengaturan nafas yang benar akan memberikan hasil atau manfaat yang maksimal
bagi tubuh maupun pikiran ketika melakukan yoga. Untuk menjadi seorang Yoga Teacher hal-hal
seperti ini wajib untuk dipahami dengan sebaik mungkin. Itulah sebabnya mengapa
saya sangat “keras” dengan yang namanya sertifikasi. Barangkali ada hubungannya
juga dengan latar belakang saya dari dunia kesehatan, dimana dalam dunia
kesehatan sangat berkaitan dengan yang namanya nyawa seorang manusia sehingga
untuk melakukan treatment atau memberi perlakuan kepada seorang pasien
dibutuhkan yang namanya skill yang terakui lewat yang namanya sertifikasi…mulai
dari sekolah yang ilmunya harus lebih spesifik bahkan ketika sudah memiliki
ijazah pun dan bekerja seorang tenaga kesehatan harus memiliki yang namanya SIP
(Surat Izin Praktek), STR (Surat Tanda Registrasi), dll. Bahkan di sebuah Rumah
Sakit tidak akan menerima seorang perawat untuk bekerja di sana jika tidak
memiliki STR. Dan yang sedang happening sekarang pun fasilitas kesehatan
seperti Rumah Sakit dan Puskesmas harus terakreditasi sebagai tanda bahwa
fasilitas kesehatan tersebut siap dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yg
prima dan jauh yang namanya malpraktek yang berakibat sangat fatal dan
mengancam jiwa seorang pasien. Sehingga penting bagi saya untuk memiliki sertifikat ketika
saya hendak membagi atau berbagi yoga dengan orang lain. Oleh sebab itulah saya memilih untuk berbagi yoga fun (baca : gratis) ketika sahabat atau kerabat meminta saya untuk mengajari mereka beryoga, karena waktu itu saya belum memiliki sertifikat walaupun rutin practice (sekalian menambah pengalaman-lah pikir saya, hehehe).
Yoga juga tidak sekedar olah tubuh dan olah nafas, dengan
beryoga juga kita harus mampu mengatur pola hidup…gaya hidup kita dengan baik
termasuk pola makan, yup. Lama-lama saya berpikir bahwa yoga dan Islam ini
seperti mempunyai titik temu (di luar yang katanya saling bertolak-belakang
karena aliran-aliran yoga tertentu yang menggunakan mantra agama tertentu).
Semakin saya banyak tahu tentang yoga semakin saya ingin mencari tahu lebih
banyak lagi tentang yoga yang artinya semakin banyak yang saya tidak tahu
tentang yoga, hahahaha jangan njelimet yaaaa pembaca hehehe. Selain sholat
sebagai aktivitas fisik dan spiritual, ada puasa yang mengatur pola hidup
khususnya pola makan kita yang juga memiliki manfaat baik untuk fisik manusia. Ngomong-ngomong
tentang pola makan dan sunah Rasulullah ini membuat saya ingin membahas yang
namanya Food Combining. Saya tidak menyadari bahwa selama ini saya penganut pola makan jenis ini
walaupun belum 100 persen. Yaa…saya dulu pelaku JeniperLovers hehehe (setiap
pagi meminum perasan jeruk nipis), saya juga dulu walaupun tidak setiap hari
terlebih dahulu menyantap jus ketimbang makanan berat seperti carbo di pagi
hari. Ketika makan daging pun saya tidak memakan bersamaan dengan kentang. Dan
sebelum menikah saya saaaaaaaangattt jarang sekali makan daging. Semua itu
berawal dari sebuah buku yang saya beli tahun 2006 yang berjudul “Cantik
Sepanjang Usia” dimana isi buku tersebut adalah rahasia awet muda seoranga
artis yang juga saya kagumi yaitu teh Astri Ivo dan buku berjudul “Sehat ala
Rasulullah” yang saya beli kedua buku tersebut bersamaan karena temanya berkaitan
yang sayang sekali hingga hari ini teman yang meminjam buku tersebut tidak
mengembalikannya kepada saya (sungguh sangat menyebalkan). The Astri Ivo ini
semua sunnah Rasullah dari segala segi beliau jalankan. Dan pola makannya
adalah pagi hingga jam 1 siang makanan yang masuk ke perut hanya berupa sayur
dan buah-buahan dalam bentuk jus. Di atas jam 1 baru boleh makan nasi. Namun di
weekend boleh cheating artinya boleh makan yang enak di leher aja walaupun
kegunaan untuk fisiknya tidak terlalu banyak. Nah mulailah saya mengikuti jejak
the Astri Ivo dalam bukunya tersebut (cieeeh yang mau awet muda, hahahaha
padahal waktu itu usia saya baru 23 tahun, segitu takutnya saya dengan yang
namanya tua ya say...hahahaha). Mengenai daging, kenapa saya tidak terlalu
mengkonsumsi makanan ini berlebihan, banyak referensi yang saya tahu bahwa kebanyakan
anjuran orang yg usianya awet muda tidak mengkonsumsi daging berlebihan atau
tidak mengkonsumsi sama sekali, why? Daging memiliki waktu cerna yang cukup
lama karena daging memang agak sulit dicerna oleh pencernaan kita. Pencernaan
yang terlalu bekerja keras akan berdampak pada cepat menuanya sel-sel dalam
tubuh kita apalagi jika tidak diiringi dengan olah raga. Saya membuktikannya
sendiri, ketika saya mencoba untuk “nakal” tetap memakan daging…saya baru bisa
BAB 4 hari kemudian dan hal tersebut benar-benar terasa sangat tidak nyaman.
Sayangnya ketika saya menikah dan hamil, daging menjadi salah satu menu wajib
saya karena saat hamil anak pertama saya ngidamnya sop konro dan cotto Makassar
dan apapun yang berkaitan dengan daging menjadi idola saya, hahahaha. Namun
semenjak anak kedua selesai menyusui 2 tahun perlahan-lahan saya mulai kembali
ke pola hidup saya semasa gadis. Nah, belakangan ketika saya mulai menekuni
dunia Yoga dimana di dalamnya juga menganjurkan pola hidup sehat maka
bertemulah saya dengan yang namanya Food Combining. Ada banyak pola makan dan
pola diet yang saya cari tahu referensinya sehingga saya memutuskan untuk
memilih Food Combining sebagai pola makan saya, why? Saya melihat Food
Combining ini memiliki kemiripan dengan pola diet ala Rasulullah SAW . Dimana
tidak menggabungkan 2 jenis makanan tertentu dalam waktu yang bersamaan. Saya juga menyukai pola makan jenis ini,
karena Food Combining ini juga pola makannya diselaraskan dengan ritme
sikardian (mekanisme alami tubuh manusia)…jenis makanan yang masuk ke tubuh
kita disesuaikan dengan “jadwal alami” yang terjadi dalam saluran pencernaan
manusia.
Well kembali ke pembahasan kita tentang yoga dan pre TT yang
saya ikuti kemarin nah ada satu hal yang membuat saya bertanya keheranan,
sepanjang perjalanan saya menuju rumah bersama suami, senyum saya tidak pernah
lepas dari wajah, hahahahaha….I feel so happy…don’t know why…feeling so good….mungkin
itu sebagai tanda bahwa 4 hari ditempa telah berhasil karena memberikan efek yang nyata untuk diri dan
tubuh berupa HAPPYNESS or good vibe maybe. Sesudah ini saya merasa lebih berkewajiban harus berbagi lebih banyak lagi dari sebelumnya, apa yang sudah saya peroleh 4 hari tersebut ke orang banyak minimal dimulai dari
diri saya, keluarga, sahabat dan orang-orang terdekat agar mereka pun bisa
merasakan manfaat dan kebaikan sama seperti yang saya rasakan. Karena
sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama. Si tou timou tumou
tou, manusia hidup untuk memanusiakan manusia lainnya (kata Dr. Sam Ratulangi
yg menjadi motto almamater saya, hehehe).
Bismillah…semoga Allah SWT meridhoi langkah dan niat baik
saya ini, aamiin Ya Robbal Aalamiin… ^_^
![]() |
Alhamdulillah...ini bukan akhir tetapi awal |
0 komentar:
Posting Komentar